Pinjaman bank untuk beli rumah menjadi impian banyak orang Indonesia. Membeli properti merupakan investasi besar, dan memahami seluk-beluk pinjaman bank sangat krusial untuk memastikan proses berjalan lancar dan sesuai rencana. Dari berbagai jenis pinjaman, proses pengajuan, hingga perhitungan cicilan dan biaya tambahan, panduan ini akan mengupas tuntas semua aspek penting yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk membeli rumah impian.
Artikel ini akan memandu Anda melalui proses pembelian rumah dengan pinjaman bank, mulai dari memilih jenis pinjaman yang tepat hingga meminimalisir biaya tambahan. Dengan informasi yang komprehensif dan terstruktur, Anda dapat membuat keputusan finansial yang cerdas dan terhindar dari jebakan-jebakan yang umum terjadi.
Jenis Pinjaman Bank untuk Rumah
Membeli rumah merupakan investasi besar, dan seringkali membutuhkan bantuan pembiayaan dari bank. Memahami jenis-jenis pinjaman perumahan dan karakteristiknya sangat krusial untuk membuat keputusan finansial yang tepat. Artikel ini akan mengulas berbagai jenis pinjaman bank untuk pembelian rumah di Indonesia, membandingkan suku bunga, jangka waktu, persyaratan, dan memberikan ilustrasi skenario peminjaman.
Jenis Pinjaman Perumahan dan Karakteristiknya
Beberapa jenis pinjaman perumahan yang umum ditawarkan bank di Indonesia antara lain Kredit Pemilikan Rumah (KPR) konvensional, KPR syariah, dan fasilitas pembiayaan lainnya yang mungkin ditawarkan oleh beberapa bank tertentu. Perbedaan utama terletak pada sistem bunga dan mekanisme pembiayaan yang diterapkan.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Konvensional
KPR konvensional merupakan jenis pinjaman perumahan yang paling umum. Sistem pembiayaan ini menggunakan sistem bunga tetap atau bunga mengambang (floating) yang mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia. Jangka waktu pinjaman umumnya bervariasi, mulai dari 5 hingga 30 tahun. Persyaratan umumnya meliputi penghasilan tetap, agunan berupa properti yang akan dibeli, dan dokumen pendukung lainnya.
Contoh Ilustrasi: Seorang karyawan dengan penghasilan Rp 15 juta per bulan mengajukan KPR konvensional sebesar Rp 500 juta dengan suku bunga 8% per tahun dan jangka waktu 20 tahun. Cicilan bulanannya diperkirakan sekitar Rp 4,5 juta. (Perhitungan ini bersifat ilustrasi dan dapat berbeda tergantung kebijakan bank).
Mendapatkan pinjaman bank untuk beli rumah memang membutuhkan perencanaan matang. Salah satu pertimbangan penting adalah lokasi properti yang sesuai budget dan kebutuhan. Misalnya, jika Anda tertarik dengan hunian modern di area strategis, Anda bisa mempertimbangkan apartemen puncak kertajaya yang menawarkan berbagai tipe unit. Setelah menentukan properti incaran, barulah Anda bisa menghitung kebutuhan dana dan mengajukan simulasi pinjaman bank untuk memastikan kemampuan finansial Anda.
Dengan perencanaan yang baik, impian memiliki rumah sendiri melalui pinjaman bank akan lebih mudah terwujud.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah
Berbeda dengan KPR konvensional, KPR syariah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam. Tidak terdapat bunga, melainkan sistem bagi hasil atau murabahah. Jangka waktu pinjaman juga bervariasi, dan persyaratannya umumnya serupa dengan KPR konvensional, namun dengan penambahan persyaratan sesuai prinsip syariah, seperti adanya akad jual beli yang jelas.
Contoh Ilustrasi: Dengan skenario yang sama seperti di atas (Rp 500 juta), cicilan bulanan pada KPR syariah akan bervariasi tergantung skema bagi hasil yang disepakati dengan bank. Misalnya, jika menggunakan skema murabahah dengan margin keuntungan 5%, cicilan bulanannya bisa berbeda dari KPR konvensional, memerlukan perhitungan yang lebih detail berdasarkan kesepakatan.
Tabel Perbandingan Jenis Pinjaman
Jenis Pinjaman | Suku Bunga | Jangka Waktu | Persyaratan |
---|---|---|---|
KPR Konvensional | Tetap atau Mengambang (bervariasi sesuai kebijakan bank) | 5-30 tahun | Penghasilan tetap, agunan properti, dokumen pendukung |
KPR Syariah | Tidak ada bunga (bagi hasil/murabahah) | 5-30 tahun | Penghasilan tetap, agunan properti, dokumen pendukung, sesuai prinsip syariah |
Proses Pengajuan Pinjaman KPR: Pinjaman Bank Untuk Beli Rumah
Mendapatkan pinjaman KPR untuk membeli rumah impian Anda membutuhkan proses yang terstruktur dan persiapan yang matang. Memahami setiap langkah dalam proses pengajuan akan meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan persetujuan dan menghindari penundaan. Berikut uraian detail proses pengajuan pinjaman KPR, mulai dari persiapan hingga pencairan dana.
Tahap Persiapan Dokumen
Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan Anda telah mengumpulkan semua dokumen yang dibutuhkan. Kelengkapan dokumen akan mempercepat proses verifikasi dan meningkatkan peluang persetujuan pinjaman Anda. Ketidaklengkapan dokumen seringkali menjadi penyebab utama penundaan proses.
- KTP dan KK pemohon dan pasangan (jika sudah menikah)
- Surat Keterangan Kerja dan Slip Gaji 3 bulan terakhir
- NPWP
- Buku Tabungan 3 bulan terakhir
- Surat Pernyataan Kepemilikan Aset
- Dokumen pendukung lainnya sesuai persyaratan bank (misalnya, sertifikat tanah, bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan)
Poin penting: Pastikan semua dokumen asli dan fotokopi yang sudah dilegalisir. Periksa kembali tanggal kadaluarsa dokumen, seperti NPWP dan KTP.
Tahap Pengajuan dan Verifikasi
Setelah mengumpulkan dokumen, langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan pinjaman ke bank pilihan Anda. Bank akan melakukan verifikasi terhadap dokumen dan data yang Anda berikan. Tahap ini krusial karena menentukan kelayakan Anda sebagai peminjam.
- Mengajukan permohonan secara online atau langsung ke kantor cabang bank.
- Petugas bank akan memverifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen yang diajukan.
- Proses verifikasi meliputi pengecekan riwayat kredit, penghasilan, dan aset pemohon.
- Bank mungkin akan melakukan survei ke tempat tinggal dan tempat kerja pemohon.
Poin penting: Berikan informasi yang akurat dan jujur selama proses verifikasi. Tanggapi dengan cepat setiap permintaan informasi tambahan dari pihak bank.
Mendapatkan pinjaman bank untuk beli rumah memang membutuhkan perencanaan matang. Salah satu pilihan yang populer adalah memanfaatkan program KPR, dan BRI KPR menjadi salah satu opsi yang menarik karena menawarkan berbagai skema dan bunga kompetitif. Dengan memahami berbagai pilihan KPR yang tersedia, termasuk kemudahan akses dan persyaratannya, Anda bisa memilih program pinjaman bank untuk beli rumah yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda.
Prosesnya mungkin rumit, tetapi dengan persiapan yang baik, impian memiliki rumah sendiri bisa terwujud.
Tahap Penilaian dan Persetujuan
Setelah verifikasi dokumen, bank akan melakukan penilaian terhadap kelayakan Anda untuk mendapatkan pinjaman. Penilaian ini meliputi analisis kemampuan Anda untuk membayar cicilan KPR.
- Bank akan menganalisis rasio debt to income (DTI) Anda.
- Bank akan mempertimbangkan nilai jaminan (rumah yang akan dibeli).
- Jika memenuhi syarat, bank akan memberikan persetujuan pinjaman.
- Surat persetujuan pinjaman akan berisi detail mengenai jumlah pinjaman, suku bunga, dan jangka waktu cicilan.
Poin penting: Pahami detail surat persetujuan pinjaman sebelum menandatanganinya. Tanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada petugas bank.
Tahap Penandatanganan Akta Kredit dan Pencairan Dana
Setelah persetujuan pinjaman diberikan, Anda akan diminta untuk menandatangani akta kredit di hadapan notaris. Setelah akta kredit ditandatangani, bank akan mencairkan dana pinjaman ke rekening penjual rumah.
- Proses penandatanganan akta kredit membutuhkan kehadiran pemohon, penjual rumah, dan notaris.
- Setelah akta kredit ditandatangani, bank akan mentransfer dana pinjaman ke rekening penjual.
- Anda akan menerima salinan akta kredit dan bukti transfer dana.
Poin penting: Pastikan Anda memahami isi akta kredit sebelum menandatanganinya. Periksa kembali detail transfer dana setelah pencairan.
Flowchart Proses Pengajuan Pinjaman KPR
Berikut ilustrasi alur proses pengajuan pinjaman KPR:
Persiapan Dokumen → Pengajuan dan Verifikasi Dokumen → Penilaian dan Persetujuan Pinjaman → Penandatanganan Akta Kredit → Pencairan Dana
Perhitungan dan Simulasi Pinjaman
Membeli rumah dengan pinjaman bank merupakan komitmen jangka panjang yang memerlukan perencanaan matang. Memahami perhitungan cicilan bulanan dan melakukan simulasi pinjaman sangat krusial untuk memastikan kemampuan finansial Anda dalam membayarnya. Artikel ini akan memberikan panduan praktis tentang cara menghitung cicilan dan mensimulasikan berbagai skenario pinjaman rumah.
Rumus Perhitungan Cicilan Bulanan
Perhitungan cicilan bulanan pinjaman rumah menggunakan rumus anuitas. Rumus ini mempertimbangkan jumlah pinjaman (P), suku bunga tahunan (r), dan jangka waktu pinjaman dalam bulan (n). Suku bunga tahunan perlu dikonversi ke suku bunga bulanan dengan membagi dengan 12.
Mendapatkan pinjaman bank untuk beli rumah memang prosesnya panjang, butuh perencanaan matang dan riset yang teliti. Namun, perlu diingat bahwa kebutuhan akan dana tak berhenti setelah akad kredit. Jika Anda berencana merenovasi rumah baru Anda, pertimbangkan pinjaman bank BTN untuk renovasi rumah yang menawarkan kemudahan akses dan suku bunga kompetitif. Dengan begitu, impian memiliki rumah idaman yang nyaman dan sesuai keinginan bisa terwujud sepenuhnya, setelah Anda berhasil mendapatkan pinjaman bank untuk beli rumah tersebut.
Jadi, jangan lupakan tahap renovasi dalam perencanaan finansial pembelian rumah Anda!
Cicilan Bulanan = P * [r * (1 + r)^n] / [(1 + r)^n – 1]
Dimana:
- P = Jumlah Pinjaman
- r = Suku Bunga Bulanan (Suku Bunga Tahunan / 12)
- n = Jangka Waktu Pinjaman dalam Bulan
Rumus ini mungkin terlihat rumit, namun aplikasi kalkulator pinjaman online atau spreadsheet dapat mempermudah proses perhitungan.
Contoh Perhitungan Cicilan Bulanan
Mari kita lihat beberapa contoh perhitungan dengan skenario berbeda. Perhatikan bahwa contoh ini menggunakan suku bunga tetap dan mengabaikan biaya-biaya tambahan seperti asuransi dan provisi.
Mendapatkan pinjaman bank untuk beli rumah memang prosesnya panjang, tapi bisa jadi lebih mudah jika Anda mempertimbangkan opsi take over rumah. Dengan metode ini, Anda mungkin bisa mendapatkan rumah dengan cicilan yang lebih ringan dibandingkan membeli rumah baru. Perlu diingat, proses pengajuan pinjaman bank tetap harus Anda lalui, namun dengan take over rumah, beberapa persyaratan mungkin bisa lebih fleksibel.
Jadi, sebelum mengajukan pinjaman bank untuk beli rumah baru, pertimbangkan juga kemudahan dan efisiensi dari take over rumah untuk mendapatkan rumah idaman.
Jumlah Pinjaman | Suku Bunga Tahunan (%) | Jangka Waktu (Tahun) | Cicilan Bulanan (Estimasi) |
---|---|---|---|
Rp 500.000.000 | 7 | 15 | Rp 4.300.000 (Estimasi) |
Rp 750.000.000 | 8 | 20 | Rp 6.500.000 (Estimasi) |
Rp 1.000.000.000 | 9 | 25 | Rp 9.000.000 (Estimasi) |
Catatan: Angka-angka di atas merupakan estimasi dan dapat berbeda berdasarkan kebijakan bank dan biaya tambahan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cicilan Bulanan
Besarnya cicilan bulanan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Pemahaman terhadap faktor-faktor ini sangat penting dalam merencanakan pembelian rumah.
- Jumlah Pinjaman: Semakin besar jumlah pinjaman, semakin besar pula cicilan bulanan.
- Suku Bunga: Suku bunga yang lebih tinggi akan menghasilkan cicilan bulanan yang lebih besar. Fluktuasi suku bunga acuan Bank Indonesia dapat mempengaruhi suku bunga pinjaman.
- Jangka Waktu Pinjaman: Jangka waktu pinjaman yang lebih panjang akan menghasilkan cicilan bulanan yang lebih kecil, namun total bunga yang dibayarkan akan lebih besar. Sebaliknya, jangka waktu yang lebih pendek akan menghasilkan cicilan bulanan yang lebih besar, tetapi total bunga yang dibayarkan akan lebih rendah.
Biaya-Biaya Tambahan Pinjaman KPR
Mendapatkan pinjaman KPR untuk membeli rumah impian memang mengasyikkan, namun jangan sampai terlena. Selain cicilan bulanan, ada sejumlah biaya tambahan yang perlu Anda pertimbangkan agar tidak terkejut di kemudian hari. Memahami rincian biaya-biaya ini sejak awal akan membantu Anda merencanakan anggaran dengan lebih efektif dan menghindari potensi masalah keuangan.
Mendapatkan pinjaman bank untuk beli rumah memang prosesnya panjang, butuh perencanaan matang dan riset mendalam. Sebelum memutuskan mengajukan kredit, pertimbangkan juga alternatif lain seperti menyewa sementara, misalnya di rumah sewa Setia Alam , untuk mengumpulkan dana lebih banyak atau mencari properti yang lebih sesuai budget. Setelah dana cukup dan pilihan properti ideal teridentifikasi, kembali ke proses pengajuan pinjaman bank untuk pembelian rumah impian Anda akan lebih terarah dan efektif.
Biaya-biaya tambahan ini bervariasi tergantung bank, jenis pinjaman, dan nilai properti. Oleh karena itu, penting untuk menanyakan secara detail kepada bank terkait sebelum menandatangani perjanjian kredit. Transparansi dari pihak bank sangat krusial untuk menghindari biaya-biaya tersembunyi yang dapat membebani keuangan Anda.
Rincian Biaya Administrasi
Biaya administrasi merupakan biaya yang dikenakan bank untuk memproses pengajuan pinjaman Anda. Biaya ini mencakup biaya verifikasi dokumen, penilaian properti, dan administrasi internal lainnya. Besarnya biaya administrasi bervariasi antar bank, umumnya berkisar antara 0,5% hingga 1% dari total nilai pinjaman. Sebagai contoh, jika Anda mengajukan pinjaman KPR sebesar Rp 500 juta, biaya administrasi yang dikenakan bisa mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta. Biaya ini akan ditambahkan ke total biaya pinjaman yang harus Anda bayarkan.
Biaya Provisi, Pinjaman bank untuk beli rumah
Biaya provisi merupakan biaya yang dibebankan bank sebagai kompensasi atas penyediaan dana pinjaman. Besarnya biaya provisi biasanya berkisar antara 0,5% hingga 1% dari total nilai pinjaman. Sama seperti biaya administrasi, biaya provisi juga akan menambah total biaya pinjaman Anda. Misalnya, dengan pinjaman Rp 500 juta, biaya provisi bisa mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta.
Biaya Asuransi
Asuransi jiwa dan asuransi properti umumnya menjadi syarat dalam pengajuan KPR. Asuransi jiwa melindungi bank dari risiko gagal bayar akibat kematian debitur, sementara asuransi properti melindungi properti dari kerusakan atau bencana alam. Premi asuransi ini akan dibebankan kepada Anda dan ditambahkan ke total biaya pinjaman. Besarnya premi asuransi tergantung pada nilai properti, usia debitur, dan jenis polis asuransi yang dipilih. Perlu diingat, biaya ini merupakan biaya tahunan yang harus dibayarkan selama masa pinjaman.
Contoh Perhitungan Total Biaya Pinjaman
Mari kita ilustrasikan dengan contoh. Andaikan Anda mengajukan pinjaman KPR sebesar Rp 500 juta dengan suku bunga 8% per tahun selama 20 tahun. Berikut perkiraan biaya tambahannya:
Jenis Biaya | Persentase dari Nilai Pinjaman | Jumlah (Rp) |
---|---|---|
Biaya Administrasi | 0.75% | 3.750.000 |
Biaya Provisi | 0.75% | 3.750.000 |
Premi Asuransi Jiwa (Tahunan) | 0.25% | 1.250.000 |
Premi Asuransi Properti (Tahunan) | 0.2% | 1.000.000 |
Total biaya tambahan dalam contoh ini adalah Rp 10.000.000. Jumlah ini akan ditambahkan ke total pinjaman Anda, sehingga total yang harus Anda bayarkan lebih besar dari nilai pinjaman awal.
Meminimalisir Biaya Tambahan
- Bandingkan penawaran dari beberapa bank untuk mendapatkan suku bunga dan biaya tambahan yang paling kompetitif.
- Negosiasikan biaya-biaya tambahan dengan pihak bank, terutama jika Anda memiliki riwayat kredit yang baik.
- Pertimbangkan untuk menggunakan dana pribadi untuk menutup sebagian biaya tambahan agar cicilan bulanan lebih ringan.
- Pilih jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Jangan ragu untuk membandingkan berbagai jenis asuransi dan premi yang ditawarkan.
Tips Memilih Bank dan Produk Pinjaman Rumah
Membeli rumah adalah investasi besar, dan memilih bank serta produk pinjaman yang tepat sangat krusial untuk keberhasilan finansial jangka panjang Anda. Keputusan ini berdampak signifikan pada suku bunga, jangka waktu pinjaman, dan total biaya yang harus Anda tanggung. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang berbagai pilihan dan faktor-faktor penting sangat diperlukan sebelum Anda menandatangani perjanjian pinjaman.
Faktor-Faktor Penting dalam Memilih Bank dan Produk Pinjaman
Beberapa faktor kunci perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengajukan pinjaman rumah. Tidak hanya suku bunga yang perlu diperhatikan, tetapi juga fleksibilitas pembayaran, biaya administrasi, dan reputasi bank itu sendiri. Perbandingan yang cermat akan membantu Anda menemukan pilihan terbaik yang sesuai dengan profil keuangan Anda.
- Suku Bunga: Perhatikan suku bunga tetap (fixed rate) dan suku bunga variabel (floating rate). Suku bunga tetap memberikan kepastian biaya bulanan, sementara suku bunga variabel berisiko fluktuasi, namun berpotensi lebih rendah di awal.
- Biaya Administrasi: Bank-bank memiliki kebijakan biaya yang berbeda, termasuk biaya provisi, biaya appraisal, dan biaya asuransi. Bandingkan biaya-biaya ini untuk mendapatkan gambaran biaya keseluruhan.
- Jangka Waktu Pinjaman: Pilih jangka waktu yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda. Jangka waktu yang lebih panjang berarti cicilan bulanan lebih rendah, tetapi total bunga yang dibayarkan akan lebih besar. Sebaliknya, jangka waktu yang lebih pendek berarti cicilan bulanan lebih tinggi, tetapi total bunga yang dibayarkan akan lebih rendah.
- Reputasi Bank: Pilih bank dengan reputasi baik dan pelayanan pelanggan yang memuaskan. Riset dan baca review dari nasabah sebelumnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
- Fasilitas dan Layanan Tambahan: Beberapa bank menawarkan fasilitas tambahan seperti asuransi jiwa terintegrasi atau kemudahan dalam proses pengajuan. Pertimbangkan fasilitas ini sebagai nilai tambah.
Perbandingan Bank dan Produk Pinjaman
Berikut gambaran umum beberapa bank dan produk pinjamannya (data ini bersifat ilustrasi dan dapat berubah sewaktu-waktu. Selalu cek informasi terbaru langsung dari bank terkait):
Bank | Jenis Pinjaman | Suku Bunga (Ilustrasi) | Jangka Waktu (Ilustrasi) | Biaya Administrasi (Ilustrasi) |
---|---|---|---|---|
Bank A | KPR Fixed Rate | 8% per tahun | 15 tahun | Rp 5.000.000 |
Bank B | KPR Floating Rate | 7.5% per tahun (saat ini) | 20 tahun | Rp 3.000.000 |
Bank C | KPR Subsidi Pemerintah | 6% per tahun | 10 tahun | Rp 2.000.000 |
Catatan: Ilustrasi di atas hanya contoh dan bukan merupakan penawaran resmi. Suku bunga, jangka waktu, dan biaya administrasi dapat berbeda tergantung pada kebijakan bank dan profil peminjam.
Rekomendasi Bank dan Produk Pinjaman
Rekomendasi bank dan produk pinjaman sangat bergantung pada profil keuangan dan kebutuhan individu. Namun, secara umum, jika Anda menginginkan kepastian biaya bulanan, KPR fixed rate adalah pilihan yang tepat. Jika Anda bersedia mengambil risiko fluktuasi suku bunga, KPR floating rate bisa menjadi pertimbangan, terutama jika suku bunga saat ini rendah. KPR subsidi pemerintah dapat menjadi pilihan yang menarik jika Anda memenuhi persyaratannya.
Sebelum memutuskan untuk mengajukan pinjaman, pastikan Anda telah memahami seluruh syarat dan ketentuan, melakukan perbandingan yang menyeluruh dari berbagai bank dan produk pinjaman, serta mempertimbangkan kemampuan finansial Anda dalam jangka panjang. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan untuk mendapatkan saran yang lebih personal.
Membeli rumah dengan pinjaman bank merupakan keputusan finansial jangka panjang yang signifikan. Dengan memahami jenis-jenis pinjaman, proses pengajuan, perhitungan cicilan, dan biaya-biaya tambahan, Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik dan memilih opsi yang paling sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Ingatlah untuk selalu membandingkan berbagai penawaran dari bank yang berbeda dan bernegosiasi untuk mendapatkan suku bunga dan jangka waktu yang terbaik. Semoga panduan ini membantu Anda mewujudkan impian memiliki rumah sendiri!
FAQ Umum
Apa yang terjadi jika saya gagal membayar cicilan?
Kegagalan membayar cicilan dapat mengakibatkan denda, penagihan, dan bahkan sita properti sebagai jaminan. Komunikasi dengan bank sangat penting untuk mencari solusi.
Bisakah saya mengajukan pinjaman bersama pasangan?
Ya, mengajukan pinjaman bersama pasangan dapat meningkatkan daya beli dan peluang persetujuan. Pastikan memenuhi persyaratan gabungan.
Berapa lama proses pengajuan pinjaman biasanya?
Lama proses pengajuan bervariasi, biasanya berkisar antara beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung bank dan kelengkapan dokumen.
Apakah ada batasan usia untuk mengajukan pinjaman rumah?
Ya, umumnya ada batasan usia maksimal, biasanya di sekitar 65 tahun saat pinjaman lunas. Syarat ini bervariasi antar bank.
Apa yang dimaksud dengan LTV (Loan to Value)?
LTV adalah rasio antara jumlah pinjaman dengan nilai properti yang dijaminkan. Rasio ini menentukan besaran pinjaman yang dapat disetujui.