Cara daftar KPR mungkin terdengar rumit, tapi sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Memiliki rumah impian melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kini semakin mudah dengan pemahaman yang tepat. Artikel ini akan memandu Anda melalui setiap langkah, mulai dari persyaratan hingga tips memilih KPR yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Dari persyaratan dokumen hingga simulasi kredit, kami akan mengurai semua detail penting agar Anda siap mengajukan KPR dengan percaya diri.
Proses pengajuan KPR melibatkan beberapa tahapan penting, termasuk persiapan dokumen, verifikasi, penilaian properti, dan negosiasi. Memahami jenis-jenis KPR yang tersedia, seperti KPR konvensional dan syariah, juga krusial untuk memilih opsi yang paling menguntungkan. Dengan panduan komprehensif ini, Anda akan memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk memulai perjalanan menuju rumah idaman.
Persyaratan Umum KPR
Mendapatkan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah langkah besar menuju memiliki rumah impian. Namun, sebelum mengajukan, memahami persyaratan umum dari berbagai bank di Indonesia sangat krusial. Kegagalan memenuhi persyaratan ini dapat menyebabkan pengajuan Anda ditolak. Artikel ini akan memberikan gambaran lengkap persyaratan umum KPR, termasuk dokumen, penghasilan, dan rasio DTI (Debt-to-Income).
Persyaratan Dokumen KPR
Dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan KPR bervariasi antar bank, namun beberapa dokumen umum selalu diperlukan. Pastikan Anda mempersiapkan dokumen-dokumen ini dengan lengkap dan akurat untuk mempercepat proses persetujuan.
- KTP dan Kartu Keluarga
- Surat Nikah/Cerai (jika sudah menikah/bercerai)
- Slip Gaji 3 bulan terakhir (untuk karyawan)
- Surat Keterangan Penghasilan (SKP) dan laporan keuangan 6 bulan terakhir (untuk wiraswasta)
- NPWP
- Buku Tabungan 3 bulan terakhir
- Surat keterangan kerja (untuk karyawan)
- Fotocopy Akte Jual Beli/Sertifikat Tanah (jika sudah memiliki tanah)
- Dokumen pendukung lainnya sesuai persyaratan bank
Persyaratan Penghasilan dan Rasio DTI
Bank akan mengevaluasi kemampuan Anda dalam membayar cicilan KPR melalui penghasilan dan rasio DTI. Rasio DTI mengukur proporsi penghasilan yang digunakan untuk membayar kewajiban utang, termasuk KPR. Semakin rendah rasio DTI, semakin besar peluang pengajuan Anda disetujui.
Umumnya, bank menetapkan batas maksimal DTI sekitar 40-50%, meskipun ini dapat bervariasi tergantung kebijakan masing-masing bank dan profil pemohon. Penghasilan minimal juga berbeda-beda, bergantung pada harga properti yang ingin dibeli dan kebijakan bank terkait.
Proses pengajuan KPR terbilang mudah, mulai dari menyiapkan dokumen hingga verifikasi. Ingin memiliki hunian nyaman di lokasi strategis? Pertimbangkan apartemen center point , yang bisa menjadi pilihan ideal. Setelah menemukan properti impian, langkah selanjutnya adalah melengkapi persyaratan KPR dari bank pilihan Anda dan menunggu proses persetujuan. Ketahui detail persyaratan KPR dari masing-masing bank untuk mempercepat proses.
Perbedaan Persyaratan KPR Rumah Pertama dan Rumah Kedua
Persyaratan KPR untuk rumah pertama dan rumah kedua seringkali berbeda. Biasanya, persyaratan untuk rumah pertama lebih longgar dibandingkan rumah kedua, karena bank melihatnya sebagai pembelian properti utama dan mempertimbangkan stabilitas keuangan jangka panjang pemohon.
Bank mungkin akan lebih ketat dalam menilai DTI dan persyaratan penghasilan untuk pengajuan rumah kedua, mengingat pemohon sudah memiliki kewajiban utang lainnya. Dokumen pendukung tambahan mungkin juga diperlukan untuk membuktikan kemampuan finansial pemohon.
Tabel Perbandingan Persyaratan KPR Beberapa Bank
Berikut tabel perbandingan persyaratan KPR dari beberapa bank di Indonesia. Perlu diingat bahwa informasi ini bersifat umum dan dapat berubah sewaktu-waktu. Sebaiknya Anda menghubungi bank terkait untuk informasi terkini dan detail lengkap.
Jenis Bank | Persyaratan Penghasilan | Persyaratan Dokumen | Ketentuan DTI |
---|---|---|---|
Bank A | Minimal Rp 5.000.000,- per bulan (dapat bervariasi tergantung harga properti) | Sesuai dengan persyaratan umum di atas, serta mungkin memerlukan dokumen tambahan. | Maksimal 45% |
Bank B | Minimal Rp 7.000.000,- per bulan (dapat bervariasi tergantung harga properti dan profil pemohon) | Sesuai dengan persyaratan umum di atas, serta mungkin memerlukan dokumen tambahan. | Maksimal 50% |
Bank C | Minimal Rp 6.000.000,- per bulan (dapat bervariasi tergantung harga properti dan profil pemohon) | Sesuai dengan persyaratan umum di atas, serta mungkin memerlukan dokumen tambahan. | Maksimal 40% |
Prosedur Pengajuan KPR: Cara Daftar Kpr
Mengajukan KPR bisa terasa rumit, tapi dengan panduan langkah-langkah yang jelas, prosesnya akan jauh lebih mudah. Artikel ini akan memandu Anda melalui setiap tahapan, dari konsultasi awal hingga penandatanganan akad kredit. Kami akan memberikan contoh alur pengajuan, menjelaskan proses verifikasi dokumen dan penilaian properti, serta menunjukkan bagaimana melakukan simulasi kredit KPR dengan berbagai skenario. Dengan pemahaman yang baik, Anda dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan meningkatkan peluang persetujuan KPR Anda.
Proses daftar KPR dimulai dengan menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Setelah itu, Anda akan menghadapi tahapan pengajuan dan verifikasi data. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami biaya KPR yang akan Anda tanggung, termasuk biaya provisi, asuransi, dan biaya-biaya administrasi lainnya. Dengan mengetahui detail biaya ini, Anda bisa mempersiapkan anggaran dengan lebih matang dan memperlancar proses pengajuan KPR Anda.
Setelah semua terpenuhi, Anda bisa melanjutkan proses pengajuan KPR hingga tahap akhir.
Langkah-langkah Pengajuan KPR
Proses pengajuan KPR umumnya melibatkan beberapa tahap kunci. Memahami setiap tahap akan membantu Anda mempersiapkan diri dan mengelola ekspektasi dengan lebih baik. Berikut adalah alur pengajuan KPR yang umum:
- Konsultasi Awal: Diskusikan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda dengan petugas bank atau konsultan properti. Tentukan jenis properti yang diinginkan, lokasi, dan kisaran harga.
- Persiapan Dokumen: Kumpulkan semua dokumen yang dibutuhkan, termasuk KTP, KK, slip gaji, bukti penghasilan, dan surat keterangan kerja. Kelengkapan dokumen akan mempercepat proses verifikasi.
- Pengajuan Aplikasi KPR: Ajukan aplikasi KPR secara resmi ke bank pilihan Anda, lengkapi formulir aplikasi dengan lengkap dan akurat.
- Verifikasi Dokumen dan Penilaian Properti: Bank akan memverifikasi dokumen Anda dan melakukan penilaian terhadap properti yang akan dibeli. Proses ini memastikan kelayakan kredit dan nilai jual properti.
- Penawaran Kredit: Setelah verifikasi dan penilaian selesai, bank akan memberikan penawaran kredit yang berisi detail suku bunga, jangka waktu, dan total biaya yang harus dibayarkan.
- Penandatanganan Akad Kredit: Jika Anda menyetujui penawaran kredit, Anda akan menandatangani akad kredit sebagai kesepakatan resmi antara Anda dan bank.
- Pencairan Dana: Setelah akad kredit ditandatangani, bank akan mencairkan dana KPR dan mentransfernya ke penjual properti.
Verifikasi Dokumen dan Penilaian Properti
Tahap verifikasi dokumen dan penilaian properti sangat krusial dalam proses pengajuan KPR. Bank akan melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen Anda untuk memastikan kemampuan Anda dalam membayar cicilan KPR. Sementara itu, penilaian properti bertujuan untuk menentukan nilai jual objek yang akan dijadikan agunan.
Proses verifikasi dokumen meliputi pengecekan identitas, penghasilan, dan riwayat kredit Anda. Ketidaklengkapan atau ketidaksesuaian dokumen dapat menyebabkan penundaan atau bahkan penolakan pengajuan KPR. Sedangkan penilaian properti dilakukan oleh pihak independen yang ditunjuk oleh bank, dan hasilnya akan menentukan jumlah maksimal kredit yang dapat diberikan.
Simulasi Kredit KPR
Melakukan simulasi kredit KPR sangat penting untuk merencanakan anggaran dan memahami besaran cicilan yang harus dibayarkan setiap bulan. Anda dapat menggunakan kalkulator KPR online yang tersedia di banyak situs web bank atau lembaga keuangan. Dengan memasukkan data seperti harga properti, uang muka, suku bunga, dan jangka waktu kredit, Anda akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang besaran cicilan bulanan dan total biaya yang harus dibayarkan selama masa kredit.
Sebagai contoh, dengan harga properti Rp 500 juta, uang muka 20% (Rp 100 juta), suku bunga 10% per tahun, dan jangka waktu kredit 20 tahun, simulasi akan menunjukkan besaran cicilan bulanan dan total biaya yang harus dibayarkan selama 20 tahun. Anda dapat mencoba berbagai skenario dengan mengubah nilai uang muka, suku bunga, dan jangka waktu kredit untuk menemukan pilihan yang paling sesuai dengan kemampuan finansial Anda.
Proses daftar KPR umumnya dimulai dengan menyiapkan dokumen persyaratan. Setelah itu, Anda bisa memilih bank atau lembaga pembiayaan yang sesuai. Jika berencana memanfaatkan program pemerintah, perhatikan informasi mengenai btn KPR subsidi untuk mengetahui persyaratan dan cara mengajukannya. Informasi ini akan membantu Anda mempersiapkan diri lebih matang sebelum mengajukan permohonan KPR dan meningkatkan peluang persetujuan.
Setelah semua dokumen lengkap, ajukan permohonan KPR Anda dan ikuti proses selanjutnya sampai mendapatkan persetujuan.
Penting untuk memahami semua biaya yang terkait dengan KPR, termasuk biaya provisi, biaya administrasi, biaya appraisal, asuransi jiwa, dan asuransi properti. Biaya-biaya ini dapat memengaruhi total biaya kredit yang harus Anda bayarkan. Pastikan Anda mendapatkan rincian biaya yang jelas dari bank sebelum menandatangani akad kredit.
Jenis-jenis KPR
Memilih KPR yang tepat merupakan langkah krusial dalam perjalanan menuju rumah impian. Pasar properti menawarkan beragam jenis KPR, masing-masing dengan karakteristik dan persyaratan yang berbeda. Memahami perbedaan-perbedaan ini akan membantu Anda membuat keputusan finansial yang bijak dan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan finansial Anda.
Mendaftar KPR membutuhkan persiapan matang, termasuk memahami persyaratan bank. Salah satu opsi menarik adalah membeli rumah subsidi, yang prosesnya bisa Anda pelajari lebih lanjut di cara beli rumah subsidi ini. Setelah memahami skema subsidi, Anda bisa kembali fokus pada proses pendaftaran KPR, mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, dan memilih bank yang sesuai dengan profil keuangan Anda.
Dengan perencanaan yang tepat, impian memiliki rumah sendiri akan lebih mudah terwujud.
Secara umum, jenis KPR di Indonesia dapat dikategorikan menjadi tiga jenis utama: KPR Konvensional, KPR Syariah, dan KPR Subsidi. Perbedaan mendasar terletak pada mekanisme pembiayaan, suku bunga, dan persyaratan yang diterapkan. Pilihan yang tepat bergantung pada preferensi agama, kemampuan finansial, dan profil risiko Anda.
Perbandingan Tiga Jenis KPR Utama
Tabel berikut membandingkan fitur utama dari ketiga jenis KPR tersebut untuk memberikan gambaran yang lebih jelas. Perlu diingat bahwa suku bunga dan persyaratan dapat bervariasi antar bank dan program.
Fitur | KPR Konvensional | KPR Syariah | KPR Subsidi |
---|---|---|---|
Mekanisme Pembiayaan | Berbasis bunga (riba) | Berbasis bagi hasil atau murabahah | Berbasis subsidi pemerintah |
Suku Bunga | Fluktuatif, mengikuti BI Rate | Tetap atau mengacu pada nisbah bagi hasil | Relatif rendah, ditentukan pemerintah |
Jangka Waktu | Maksimum 30 tahun | Maksimum 30 tahun | Biasanya maksimal 20 tahun |
Persyaratan | Pendapatan tetap, agunan, dan scoring kredit yang baik | Serupa dengan KPR konvensional, namun dengan tambahan persyaratan sesuai prinsip syariah | Pendapatan terbatas, agunan, dan memenuhi kriteria penerima subsidi |
Contoh Perhitungan Cicilan KPR
Berikut contoh perhitungan cicilan KPR dengan asumsi tertentu. Angka-angka ini hanya ilustrasi dan dapat berbeda di setiap bank dan program KPR.
Asumsi: Harga rumah Rp 500.000.000, uang muka 20%, jangka waktu 20 tahun.
Proses daftar KPR umumnya dimulai dengan menyiapkan dokumen persyaratan, lalu memilih bank atau lembaga pembiayaan. Salah satu pilihan menarik adalah memanfaatkan program KPR BTN , yang menawarkan berbagai kemudahan dan skema pembiayaan. Setelah menentukan jenis KPR yang sesuai, selanjutnya Anda akan melalui proses pengajuan, verifikasi dokumen, hingga akhirnya pencairan dana. Memahami alur pendaftaran KPR secara menyeluruh akan membantu Anda mempersiapkan diri dengan lebih baik dan meningkatkan peluang persetujuan.
- KPR Konvensional: Dengan suku bunga 10% per tahun, cicilan bulanan diperkirakan sekitar Rp 4.500.000. Angka ini dapat bervariasi tergantung suku bunga yang berlaku.
- KPR Syariah: Dengan nisbah bagi hasil 8% per tahun, cicilan bulanan diperkirakan sekitar Rp 4.000.000. Angka ini juga dapat bervariasi tergantung mekanisme bagi hasil yang diterapkan.
- KPR Subsidi: Dengan suku bunga subsidi 5% per tahun, cicilan bulanan diperkirakan sekitar Rp 2.500.000. Angka ini akan berbeda tergantung besaran subsidi yang diberikan.
Mekanisme Pembiayaan KPR Konvensional dan Syariah
Perbedaan mendasar antara KPR konvensional dan syariah terletak pada mekanisme pembiayaannya. KPR konvensional menggunakan sistem bunga (riba), di mana nasabah membayar bunga atas pinjaman yang diterima. Sementara itu, KPR syariah menggunakan prinsip syariah Islam, seperti bagi hasil (profit sharing) atau murabahah (jual beli). Dalam murabahah, bank membeli properti atas nama nasabah dan menjualnya kembali dengan harga yang telah disepakati, termasuk margin keuntungan bagi bank.
Ilustrasi: Bayangkan Anda ingin membeli rumah seharga Rp 500 juta. Pada KPR konvensional, Anda meminjam uang dari bank dan membayar bunga atas pinjaman tersebut selama jangka waktu tertentu. Pada KPR Syariah (Murabahah), bank membeli rumah tersebut terlebih dahulu, kemudian menjualnya kepada Anda dengan harga yang sudah termasuk keuntungan bank. Anda kemudian membayar cicilan kepada bank sesuai kesepakatan.
Tips Memilih KPR yang Tepat
Memilih KPR yang tepat adalah langkah krusial dalam mewujudkan impian memiliki rumah. Keputusan ini berdampak jangka panjang pada keuangan Anda, oleh karena itu perencanaan dan perbandingan yang cermat sangat penting. Berikut beberapa tips praktis untuk membantu Anda dalam proses pemilihan KPR.
Perbandingan Suku Bunga dan Biaya-biaya KPR, Cara daftar kpr
Sebelum mengajukan KPR, bandingkan penawaran dari beberapa bank. Jangan hanya fokus pada suku bunga, tetapi perhatikan juga biaya-biaya lain seperti biaya administrasi, biaya provisi, biaya appraisal, dan asuransi. Selisih kecil dalam suku bunga dapat berdampak besar pada total biaya yang harus Anda bayarkan selama jangka waktu pinjaman. Buatlah tabel perbandingan untuk memudahkan analisis. Misalnya, Bank A menawarkan suku bunga 8% per tahun dengan biaya administrasi Rp 5 juta, sementara Bank B menawarkan suku bunga 8.5% dengan biaya administrasi Rp 2 juta. Perhitungan total biaya selama masa kredit akan menunjukkan mana yang lebih menguntungkan.
Menghitung Kemampuan Membayar Cicilan KPR
Kemampuan finansial Anda adalah faktor penentu utama dalam memilih KPR. Hitung pendapatan bersih bulanan Anda dan kurangi pengeluaran tetap seperti biaya hidup, transportasi, pendidikan, dan lain-lain. Sisa pendapatan tersebut adalah jumlah yang dapat dialokasikan untuk cicilan KPR. Sebagai aturan umum, cicilan KPR sebaiknya tidak melebihi 30% dari pendapatan bersih bulanan Anda. Anda juga bisa menggunakan kalkulator KPR online yang banyak tersedia untuk menghitung besaran cicilan berdasarkan jumlah pinjaman, suku bunga, dan jangka waktu kredit.
Negosiasi Suku Bunga dan Jangka Waktu Kredit
Jangan ragu untuk bernegosiasi dengan bank terkait suku bunga dan jangka waktu kredit. Bank biasanya memiliki ruang negosiasi, terutama jika Anda memiliki profil kredit yang baik dan mengajukan pinjaman dengan jumlah besar. Mengajukan jangka waktu kredit yang lebih panjang akan menurunkan cicilan bulanan, tetapi total biaya yang harus dibayar akan lebih tinggi. Sebaliknya, jangka waktu kredit yang lebih pendek akan meningkatkan cicilan bulanan tetapi total biaya akan lebih rendah. Temukan keseimbangan yang sesuai dengan kemampuan dan rencana keuangan Anda.
Memilih Jenis KPR yang Sesuai
Terdapat beberapa jenis KPR yang ditawarkan bank, seperti KPR konvensional, KPR syariah, dan KPR subsidi pemerintah (FLPP). Setiap jenis KPR memiliki karakteristik dan persyaratan yang berbeda. Pilihlah jenis KPR yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Pertimbangkan juga jangka waktu kredit yang ditawarkan dan apakah Anda mampu membayar cicilan bulanannya secara konsisten.
Pentingnya Membaca Perjanjian Kredit
Sebelum menandatangani perjanjian kredit, bacalah seluruh isi perjanjian dengan teliti dan pahami setiap klausul yang tercantum di dalamnya. Jangan ragu untuk meminta penjelasan kepada petugas bank jika ada hal yang kurang dipahami. Perjanjian kredit merupakan dokumen hukum yang mengikat, oleh karena itu pastikan Anda memahami seluruh isi dan konsekuensinya sebelum menandatanganinya.
Persiapan Sebelum Pengajuan KPR
Mendaftar KPR bukanlah proses yang sembarangan. Kesuksesan pengajuan Anda bergantung besar pada persiapan matang sebelum mengajukan aplikasi. Kegagalan dalam tahap persiapan bisa berujung pada penolakan pengajuan, membuang waktu dan tenaga Anda. Oleh karena itu, memahami langkah-langkah persiapan ini krusial untuk meningkatkan peluang persetujuan KPR.
Pengumpulan Dokumen dan Pemeriksaan Riwayat Kredit
Sebelum mengajukan KPR, pastikan Anda telah mengumpulkan semua dokumen yang dibutuhkan. Dokumen ini bervariasi tergantung bank dan jenis KPR, namun umumnya meliputi KTP, KK, slip gaji, bukti kepemilikan aset, dan surat keterangan kerja. Lebih penting lagi, periksa riwayat kredit Anda. Bank akan mengecek skor kredit Anda, dan skor yang buruk bisa menjadi penghalang utama persetujuan. Jika terdapat kesalahan atau catatan negatif, segera lakukan klarifikasi dan perbaiki sebelum mengajukan KPR.
Persiapan Keuangan yang Matang
Persiapan finansial yang kuat adalah kunci keberhasilan pengajuan KPR. Hitung kemampuan finansial Anda secara realistis. Pertimbangkan penghasilan bulanan, pengeluaran rutin, dan kewajiban finansial lainnya. Pastikan Anda memiliki cukup dana untuk membayar uang muka (down payment), biaya-biaya administrasi, dan mampu membayar cicilan bulanan KPR tanpa mengganggu stabilitas keuangan Anda. Simulasikan skenario terburuk, misalnya jika terjadi kenaikan suku bunga atau kehilangan pekerjaan.
Pentingnya Skor Kredit yang Baik
Skor kredit mencerminkan kredibilitas keuangan Anda. Bank menggunakan skor kredit untuk menilai risiko pemberian pinjaman. Skor kredit yang tinggi menunjukkan riwayat pembayaran yang baik dan meminimalisir risiko bagi bank. Usahakan untuk memiliki skor kredit yang baik sebelum mengajukan KPR. Bayar tagihan tepat waktu, kelola utang dengan bijak, dan hindari membuka banyak kartu kredit dalam waktu singkat. Anda bisa memeriksa skor kredit Anda melalui lembaga informasi kredit yang resmi.
Memilih Properti yang Tepat
Pemilihan properti yang tepat sangat penting. Pertimbangkan lokasi, harga, kondisi bangunan, dan potensi kenaikan nilai properti di masa depan. Jangan terburu-buru dalam memilih properti. Lakukan riset pasar, bandingkan harga, dan pastikan properti tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Konsultasikan dengan agen properti yang terpercaya untuk mendapatkan panduan yang lebih komprehensif.
Daftar Periksa Kesiapan Pengajuan KPR
Untuk memastikan kesiapan Anda, gunakan daftar periksa berikut:
- Memiliki penghasilan tetap dan stabil.
- Memiliki skor kredit yang baik.
- Menyiapkan uang muka yang cukup.
- Memiliki dokumen yang lengkap dan valid.
- Memilih properti yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
- Memiliki rencana pengelolaan keuangan yang matang.
- Memahami detail dan syarat-syarat KPR dari bank yang dipilih.
- Menghitung total biaya kepemilikan, termasuk cicilan, pajak, dan biaya perawatan.
Mengajukan KPR adalah langkah besar menuju kepemilikan rumah. Dengan memahami persyaratan, prosedur, dan berbagai jenis KPR yang tersedia, Anda dapat membuat keputusan yang tepat dan terhindar dari potensi masalah di kemudian hari. Ingatlah untuk selalu membandingkan penawaran dari berbagai bank, mempersiapkan dokumen dengan lengkap, dan memahami seluruh isi perjanjian kredit sebelum menandatanganinya. Semoga panduan ini membantu Anda dalam mewujudkan impian memiliki rumah sendiri.
FAQ Terkini
Apakah skor kredit berpengaruh pada persetujuan KPR?
Ya, skor kredit yang baik sangat berpengaruh. Skor yang tinggi meningkatkan peluang persetujuan dan mendapatkan suku bunga yang lebih rendah.
Berapa lama proses pengajuan KPR biasanya?
Prosesnya bervariasi, tergantung bank dan kelengkapan dokumen. Biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Apa yang harus dilakukan jika pengajuan KPR ditolak?
Tanyakan alasan penolakan kepada bank dan perbaiki kekurangan yang ada. Anda juga bisa mencoba mengajukan ke bank lain.
Apakah saya bisa mengajukan KPR untuk rumah bekas?
Ya, banyak bank yang menawarkan KPR untuk rumah bekas. Namun, persyaratan dan prosedurnya mungkin sedikit berbeda.
Bagaimana cara menghitung kemampuan membayar cicilan KPR?
Hitung pendapatan bersih Anda dan kurangi dengan pengeluaran bulanan. Cicilan KPR idealnya tidak lebih dari 30% dari pendapatan bersih.