Mengajukan KPR rumah adalah langkah besar menuju hunian impian. Prosesnya mungkin tampak rumit, namun dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat menavigasi setiap tahapan dengan percaya diri. Dari persyaratan hingga pemilihan jenis KPR yang sesuai, panduan ini akan menguraikan semua aspek penting yang perlu Anda ketahui sebelum mengajukan aplikasi KPR rumah Anda. Siapkan diri Anda untuk perjalanan menuju rumah idaman!
Membeli rumah merupakan investasi besar, dan KPR menjadi solusi bagi sebagian besar masyarakat. Artikel ini akan membahas secara komprehensif proses pengajuan KPR, mulai dari persyaratan yang dibutuhkan, jenis-jenis KPR yang tersedia, hingga tips memilih KPR yang tepat sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial Anda. Dengan panduan lengkap ini, Anda akan lebih siap dan terinformasi dalam mewujudkan impian memiliki rumah sendiri.
Persyaratan Pengajuan KPR Rumah
Memiliki rumah sendiri merupakan impian banyak orang. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi finansial yang populer untuk mewujudkannya. Namun, sebelum mengajukan KPR, penting untuk memahami persyaratan yang diajukan oleh bank. Persyaratan ini bervariasi antar bank, namun ada beberapa persyaratan umum yang perlu Anda penuhi.
Persyaratan Umum Pengajuan KPR Rumah
Secara umum, bank di Indonesia memerlukan beberapa dokumen penting untuk proses pengajuan KPR. Ketelitian dalam melengkapi dokumen ini akan mempercepat proses persetujuan.
Mengajukan KPR rumah memang prosesnya cukup rumit, butuh persiapan matang dan perencanaan keuangan yang tepat. Salah satu pilihan yang bisa Anda pertimbangkan adalah memanfaatkan program pemerintah, seperti kpr subsidi Bank BTN yang menawarkan suku bunga lebih rendah. Dengan memahami berbagai skema KPR yang tersedia, termasuk program subsidi ini, Anda bisa memilih opsi terbaik dan meningkatkan peluang pengajuan KPR rumah Anda berhasil.
Jangan lupa bandingkan berbagai penawaran sebelum memutuskan!
- Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga
- Slip gaji atau Surat Keterangan Penghasilan (SKP)
- Surat keterangan kerja
- Buku tabungan 3 bulan terakhir
- NPWP
- Dokumen pendukung lainnya (seperti akta kelahiran, surat nikah, dan lain-lain)
- Dokumen properti yang akan dibeli (seperti sertifikat tanah, IMB, dan lain-lain)
Perbedaan Persyaratan KPR Rumah Pertama dan Rumah Kedua
Pengajuan KPR untuk rumah pertama dan rumah kedua memiliki perbedaan persyaratan, terutama terkait dengan penilaian kemampuan finansial pemohon. Bank cenderung lebih ketat dalam menilai pengajuan KPR rumah kedua.
- Rumah Pertama: Bank umumnya lebih fleksibel dalam hal persyaratan penghasilan dan rasio pembiayaan (Loan to Value/LTV).
- Rumah Kedua: Bank akan lebih teliti dalam mengevaluasi kemampuan finansial pemohon, termasuk riwayat kredit sebelumnya dan kepemilikan aset lainnya. Persyaratan penghasilan minimum dan LTV mungkin lebih tinggi.
Persyaratan Khusus KPR untuk Wiraswasta
Wiraswasta memiliki persyaratan yang sedikit berbeda dibandingkan karyawan tetap. Bank akan memerlukan bukti yang kuat mengenai pendapatan dan stabilitas usaha.
- Surat Keterangan Usaha (SKU)
- Laporan Keuangan Usaha (minimal 2 tahun terakhir)
- Surat Keterangan Domisili Usaha
- Bukti transaksi usaha (seperti rekening koran, bukti pembayaran pajak, dan lain-lain)
Perbandingan Persyaratan KPR Tiga Bank Terkemuka di Indonesia
Berikut perbandingan umum persyaratan KPR dari tiga bank terkemuka di Indonesia. Perlu diingat bahwa persyaratan ini dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga disarankan untuk menghubungi bank terkait untuk informasi terbaru.
Bank | Persyaratan Penghasilan | Rasio Pembiayaan (LTV) | Tenor Maksimal |
---|---|---|---|
Bank A | Minimal Rp 5.000.000 (Contoh) | Maksimum 80% (Contoh) | 15 tahun (Contoh) |
Bank B | Minimal Rp 6.000.000 (Contoh) | Maksimum 75% (Contoh) | 20 tahun (Contoh) |
Bank C | Minimal Rp 4.500.000 (Contoh) | Maksimum 90% (Contoh) | 10 tahun (Contoh) |
Catatan: Angka-angka dalam tabel di atas merupakan contoh dan dapat berbeda di setiap bank dan program KPR. Pastikan untuk selalu mengecek informasi terbaru langsung dari bank terkait.
Proses Pengajuan KPR Rumah
Mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan proses yang cukup kompleks, namun dengan persiapan yang matang, proses ini dapat berjalan lancar dan efisien. Artikel ini akan memandu Anda melalui setiap tahapan pengajuan KPR, mulai dari konsultasi awal hingga pencairan dana, dilengkapi dengan tips dan contoh dokumen yang berguna.
Konsultasi dan Persiapan Dokumen
Langkah pertama yang krusial adalah konsultasi dengan bank atau lembaga pembiayaan. Konsultasi ini membantu Anda memahami berbagai produk KPR yang ditawarkan, persyaratannya, dan simulasi angsuran yang sesuai dengan kemampuan finansial. Setelah konsultasi, siapkan seluruh dokumen yang dibutuhkan. Keberadaan dokumen yang lengkap dan akurat akan mempercepat proses verifikasi.
- KTP dan KK
- Slip gaji atau bukti penghasilan
- Surat keterangan kerja
- Dokumen pendukung lainnya (sesuai persyaratan bank)
Verifikasi Data dan Dokumen
Setelah mengajukan permohonan KPR, bank akan melakukan verifikasi data dan dokumen Anda secara menyeluruh. Proses ini memastikan keakuratan informasi yang Anda berikan dan kemampuan Anda untuk membayar cicilan KPR. Verifikasi meliputi pengecekan riwayat kredit, penghasilan, dan aset.
Mengajukan KPR rumah memang prosesnya cukup rumit, butuh perencanaan matang dan pemilihan bank yang tepat. Salah satu pilihan menarik adalah mempertimbangkan KPR di Mandiri , yang dikenal dengan beragam program dan suku bunga kompetitif. Setelah membandingkan beberapa penawaran, Anda bisa fokus pada dokumen yang dibutuhkan dan mempersiapkan diri untuk tahap selanjutnya dalam mengajukan KPR rumah impian Anda.
Pastikan Anda memahami semua persyaratan dan simulasi kredit sebelum memutuskan.
- Verifikasi data identitas
- Verifikasi penghasilan dan pekerjaan
- Verifikasi riwayat kredit (BI Checking)
- Penilaian jaminan (apraisal)
Penilaian Jaminan (Appraisal)
Bank akan mengirimkan penilai independen untuk menilai properti yang akan Anda jadikan jaminan KPR. Penilaian ini menentukan nilai jual objek pajak (NJOP) dan nilai likuidasi properti, yang akan menjadi dasar penentuan jumlah pinjaman yang disetujui.
- Inspeksi properti oleh penilai independen
- Penentuan nilai jual objek pajak (NJOP)
- Penentuan nilai likuidasi properti
Persetujuan Pinjaman dan Penandatanganan Akta
Setelah verifikasi data dan appraisal selesai, bank akan memberikan keputusan persetujuan atau penolakan atas permohonan KPR Anda. Jika disetujui, Anda akan diminta untuk menandatangani akta kredit dan akta jual beli (AJB) di hadapan notaris.
- Penandatanganan akta kredit
- Penandatanganan akta jual beli (AJB)
Pencairan Dana, Mengajukan kpr rumah
Setelah semua dokumen dan proses hukum selesai, bank akan mencairkan dana KPR ke rekening penjual properti atau developer. Anda kemudian dapat melakukan proses serah terima properti.
Mengajukan KPR rumah memang prosesnya cukup rumit, butuh persiapan matang dan perencanaan finansial yang baik. Salah satu pilihan yang bisa Anda pertimbangkan adalah memanfaatkan program KPR subsidi, seperti yang ditawarkan oleh Bank BNI melalui kpr subsidi bank bni. Dengan bunga yang lebih rendah, program ini bisa meringankan beban finansial Anda dalam mewujudkan impian memiliki rumah. Sebelum mengajukan KPR, pastikan Anda telah memahami semua persyaratan dan simulasi angsuran agar proses pengajuan KPR rumah Anda berjalan lancar dan sesuai harapan.
- Transfer dana ke rekening penjual
- Serah terima kunci properti
Tips Mempersiapkan Diri Sebelum Mengajukan KPR
Persiapan yang matang sangat penting untuk memperlancar proses pengajuan KPR. Berikut beberapa tips yang dapat Anda ikuti:
- Periksa riwayat kredit Anda (BI Checking) dan pastikan tidak ada tunggakan.
- Siapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat.
- Pahami kemampuan finansial Anda dan pilih produk KPR yang sesuai.
- Konsultasikan dengan perencana keuangan untuk memastikan Anda mampu membayar cicilan KPR.
Contoh Surat Pernyataan
Berikut contoh surat pernyataan umum yang sering digunakan dalam proses pengajuan KPR. Perlu diingat bahwa isi surat pernyataan dapat bervariasi tergantung pada persyaratan bank.
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : [Nama Lengkap]
Alamat : [Alamat Lengkap]
No. KTP : [Nomor KTP]
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Saya akan menggunakan KPR ini untuk membeli rumah di [Alamat Rumah].
2. Saya akan membayar cicilan KPR sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
3. Saya bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi yang timbul dari perjanjian ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jenis-jenis KPR Rumah
Memilih KPR yang tepat adalah langkah krusial dalam perjalanan membeli rumah. Keberagaman jenis KPR di pasaran, masing-masing dengan fitur dan persyaratannya, membutuhkan pemahaman yang mendalam agar Anda bisa memilih opsi yang paling sesuai dengan profil keuangan dan kebutuhan Anda. Artikel ini akan mengulas tiga jenis KPR utama: KPR Subsidi, KPR Konvensional, dan KPR Syariah, dengan perbandingan detail untuk membantu Anda membuat keputusan yang tepat.
Jenis-jenis KPR dan Perbandingannya
Pasar KPR di Indonesia menawarkan berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhan calon pemilik rumah. Pemahaman tentang perbedaan mendasar antara KPR Subsidi, KPR Konvensional, dan KPR Syariah sangat penting untuk menentukan pilihan yang paling menguntungkan.
Fitur | KPR Subsidi | KPR Konvensional | KPR Syariah |
---|---|---|---|
Suku Bunga | Relatif rendah, ditentukan pemerintah | Fluktuatif, mengikuti suku bunga Bank Indonesia | Tidak menggunakan bunga, melainkan bagi hasil |
Plafon | Terbatas, sesuai ketentuan pemerintah | Lebih fleksibel, sesuai kemampuan debitur | Lebih fleksibel, sesuai kemampuan debitur |
Persyaratan | Persyaratan ketat, penghasilan terbatas | Persyaratan lebih longgar dibanding KPR Subsidi | Persyaratan umumnya mirip KPR konvensional, namun menekankan kepatuhan syariah |
Keuntungan | Suku bunga rendah, cicilan terjangkau | Fleksibel, plafon tinggi | Sesuai prinsip syariah, tanpa bunga |
Perbedaan Skema Pembiayaan KPR Konvensional dan KPR Syariah
Perbedaan mendasar antara KPR konvensional dan KPR syariah terletak pada skema pembiayaannya. KPR konvensional menggunakan sistem bunga tetap atau floating, di mana debitur membayar bunga atas pinjaman pokok. Sedangkan KPR syariah menggunakan sistem bagi hasil (profit sharing) atau murabahah (jual beli).
Ilustrasi KPR Konvensional: Bank meminjamkan uang kepada debitur dengan bunga tetap sebesar X% per tahun. Debitur membayar cicilan bulanan yang terdiri dari pokok pinjaman dan bunga. Semakin lama masa pinjaman, semakin besar total bunga yang dibayarkan. Ilustrasi KPR Syariah (Murabahah): Bank membeli properti dengan harga A, kemudian menjualnya kepada debitur dengan harga B (harga A + margin keuntungan). Debitur membayar cicilan bulanan kepada bank sampai lunas. Tidak ada bunga, melainkan margin keuntungan yang disepakati di awal.
Mengajukan KPR rumah memang prosesnya rumit, butuh perencanaan matang dan riset mendalam. Salah satu hal penting yang perlu Anda pertimbangkan adalah jenis kredit yang sesuai, misalnya kredit rumah mandiri yang mungkin menawarkan skema pembayaran lebih fleksibel. Setelah memahami berbagai pilihan pembiayaan, Anda bisa mulai mempersiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan KPR dan meningkatkan peluang persetujuan aplikasi Anda.
Proses ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian agar impian memiliki rumah sendiri dapat terwujud.
Contoh Simulasi Cicilan KPR
Simulasi berikut merupakan contoh perhitungan dan dapat bervariasi tergantung bank, suku bunga, dan jangka waktu pinjaman. Angka-angka ini bersifat ilustrasi.
KPR Subsidi (Ilustrasi): Harga rumah Rp 150.000.000, Uang Muka 10%, Suku bunga 5%, Jangka waktu 15 tahun. Cicilan per bulan diperkirakan sekitar Rp 1.000.000.
KPR Konvensional (Ilustrasi): Harga rumah Rp 500.000.000, Uang Muka 20%, Suku bunga 9%, Jangka waktu 20 tahun. Cicilan per bulan diperkirakan sekitar Rp 4.500.000.
KPR Syariah (Ilustrasi): Harga rumah Rp 500.000.000, Uang Muka 30%, Margin keuntungan 5%, Jangka waktu 15 tahun. Cicilan per bulan diperkirakan sekitar Rp 4.000.000. (Perhitungan ini menggunakan metode murabahah sebagai contoh).
Catatan: Simulasi di atas hanya sebagai gambaran umum. Untuk perhitungan yang akurat, konsultasikan dengan bank atau lembaga pembiayaan terkait.
Biaya-biaya dalam Pengajuan KPR Rumah
Membeli rumah dengan KPR terasa menggiurkan, namun jangan sampai terlena dengan cicilan bulanan saja. Ada berbagai biaya tersembunyi yang perlu Anda perhitungkan sebelum menandatangani perjanjian kredit. Memahami rincian biaya-biaya ini akan membantu Anda merencanakan anggaran dengan lebih akurat dan menghindari kejutan finansial di kemudian hari. Perencanaan yang matang akan memastikan proses pembelian rumah Anda berjalan lancar tanpa hambatan finansial.
Mengajukan KPR rumah memang prosesnya panjang, memerlukan persiapan matang, mulai dari riset lokasi hingga pemilihan bank. Namun, tahukah Anda bahwa alternatif menarik juga tersedia? Anda bisa mempertimbangkan untuk mengajukan KPR melalui jalur yang berbeda, misalnya dengan memanfaatkan peluang kpr rumah lelang yang menawarkan harga lebih kompetitif. Dengan begitu, proses pengajuan KPR rumah Anda bisa menjadi lebih efisien dan menguntungkan.
Setelah mempertimbangkan semua opsi, Anda bisa kembali fokus pada proses pengajuan KPR rumah yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda.
Rincian Biaya KPR
Biaya KPR tidak hanya terbatas pada cicilan bulanan. Sejumlah biaya administrasi dan lain-lain harus dikeluarkan sebelum dan selama proses pengajuan. Ketahui rinciannya agar Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik.
- Biaya Provisi: Persentase tertentu dari jumlah pinjaman yang berfungsi sebagai kompensasi bagi bank atas proses pemberian kredit. Besarannya bervariasi antar bank, biasanya berkisar antara 0,5% hingga 1% dari total pinjaman.
- Biaya Administrasi: Biaya yang dikenakan bank untuk memproses pengajuan KPR Anda, meliputi verifikasi dokumen, penilaian kredit, dan administrasi lainnya. Biaya ini relatif lebih kecil dibandingkan biaya provisi.
- Biaya Appraisal (Penilaian Jaminan): Biaya yang dikeluarkan untuk proses penilaian properti yang akan dijadikan jaminan. Penilai profesional akan menentukan nilai pasar rumah tersebut untuk memastikan nilai jaminan sesuai dengan jumlah pinjaman yang diajukan.
- Asuransi Jiwa dan Asuransi Kebakaran: Asuransi jiwa melindungi bank jika peminjam meninggal dunia sebelum melunasi pinjaman. Asuransi kebakaran melindungi properti dari risiko kerusakan akibat kebakaran. Premi asuransi ini biasanya dibayarkan secara tahunan.
- Biaya Notaris: Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan Akta Jual Beli (AJB) dan dokumen-dokumen hukum lainnya yang terkait dengan proses pembelian rumah.
Cara Menghitung Total Biaya KPR
Menghitung total biaya KPR membutuhkan ketelitian. Anda perlu menjumlahkan semua biaya yang disebutkan di atas, termasuk biaya provisi, administrasi, appraisal, asuransi, dan biaya notaris. Jumlah tersebut kemudian ditambahkan ke total pinjaman yang Anda terima.
Total Biaya KPR = Total Pinjaman + Biaya Provisi + Biaya Administrasi + Biaya Appraisal + Premi Asuransi + Biaya Notaris
Ilustrasi Biaya KPR dalam Diagram Batang
Bayangkan sebuah diagram batang dengan sumbu vertikal mewakili jumlah biaya (dalam rupiah) dan sumbu horizontal mewakili jenis biaya. Misalnya, jika total pinjaman Rp 500.000.000, biaya provisi Rp 2.500.000 (0.5%), biaya administrasi Rp 1.000.000, biaya appraisal Rp 1.500.000, premi asuransi tahunan Rp 3.000.000, dan biaya notaris Rp 5.000.000, maka batang untuk biaya provisi akan lebih tinggi daripada biaya administrasi, dan seterusnya. Diagram ini akan secara visual menunjukkan proporsi masing-masing biaya terhadap total biaya KPR.
Perbandingan Biaya KPR Antar Bank
Biaya KPR bervariasi antar bank. Beberapa bank menawarkan suku bunga rendah tetapi biaya provisi yang tinggi, sementara bank lain sebaliknya. Sebelum mengajukan KPR, bandingkan penawaran dari beberapa bank untuk menemukan pilihan yang paling sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Perhatikan juga suku bunga, jangka waktu pinjaman, dan persyaratan lainnya.
Tips Memilih KPR Rumah yang Tepat: Mengajukan Kpr Rumah
Membeli rumah adalah investasi besar, dan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) menjadi solusi finansial bagi banyak orang. Namun, memilih KPR yang tepat sangat krusial untuk menghindari jebakan finansial di masa mendatang. Langkah cermat dalam memilih KPR akan memastikan Anda mendapatkan suku bunga terbaik, tenor cicilan yang nyaman, dan total biaya yang terjangkau. Berikut panduan langkah demi langkah untuk membantu Anda.
Analisis Kemampuan Finansial
Sebelum membandingkan penawaran KPR dari berbagai bank, langkah pertama adalah memahami kemampuan finansial Anda. Hitung pendapatan bulanan bersih Anda, kurangi pengeluaran rutin (termasuk cicilan lain), dan tentukan berapa banyak yang mampu Anda sisihkan untuk membayar cicilan KPR setiap bulan. Jangan lupa memperhitungkan biaya-biaya lain seperti pajak bumi dan bangunan (PBB), biaya perawatan rumah, dan dana darurat. Idealnya, cicilan KPR tidak lebih dari 30% dari pendapatan bersih bulanan Anda. Dengan perencanaan yang matang, Anda dapat menghindari risiko gagal bayar dan stres finansial.
Perbandingan Suku Bunga dan Tenor Cicilan
Setelah mengetahui kemampuan finansial, bandingkan penawaran KPR dari beberapa bank. Perhatikan suku bunga, tenor cicilan, dan total biaya yang harus dibayarkan. Suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi total biaya yang harus Anda bayarkan dalam jangka panjang. Namun, tenor cicilan yang lebih panjang akan menghasilkan cicilan bulanan yang lebih rendah, tetapi total biaya yang harus dibayarkan akan lebih tinggi karena bunga yang berjalan lebih lama. Gunakan kalkulator KPR online untuk membantu Anda membandingkan berbagai skenario dan menemukan pilihan yang paling sesuai.
Negosiasi Suku Bunga dan Biaya KPR
Jangan ragu untuk bernegosiasi dengan pihak bank. Bank biasanya memiliki fleksibilitas dalam menentukan suku bunga dan biaya-biaya KPR. Jika Anda memiliki profil kredit yang baik (skor kredit tinggi, riwayat pembayaran lancar), Anda memiliki posisi tawar yang lebih kuat untuk mendapatkan suku bunga yang lebih rendah. Siapkan beberapa penawaran dari bank lain sebagai pembanding. Jelaskan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda dengan jelas dan profesional. Bernegosiasilah dengan tenang dan sopan, tujuannya adalah mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Pertanyaan Penting Sebelum Mengajukan KPR
- Berapa suku bunga yang ditawarkan dan apakah suku bunga tersebut tetap atau mengambang?
- Berapa besar biaya administrasi, biaya provisi, dan biaya-biaya lain yang dikenakan?
- Bagaimana mekanisme pembayaran cicilan dan apa yang terjadi jika terjadi keterlambatan pembayaran?
- Apa saja persyaratan dan dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan KPR?
- Apakah ada asuransi jiwa dan asuransi properti yang wajib diikutsertakan?
- Bagaimana proses pengajuan dan persetujuan KPR?
- Apa saja konsekuensi jika terjadi gagal bayar?
Tips Memilih KPR yang Tepat
Pastikan Anda memahami semua biaya yang terkait dengan KPR, termasuk biaya provisi, administrasi, asuransi, dan lainnya. Bandingkan penawaran dari beberapa bank sebelum membuat keputusan. Pilih tenor cicilan yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda, dan jangan sampai terbebani dengan cicilan yang terlalu tinggi. Prioritaskan suku bunga rendah untuk menghemat biaya jangka panjang.
Memiliki rumah sendiri adalah impian banyak orang, dan KPR menjadi jalan untuk mewujudkannya. Meskipun proses pengajuan KPR membutuhkan kesabaran dan perencanaan yang matang, dengan memahami persyaratan, proses, dan jenis-jenis KPR yang tersedia, Anda dapat meningkatkan peluang keberhasilan aplikasi Anda. Ingatlah untuk selalu membandingkan penawaran dari berbagai bank dan memilih KPR yang paling sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Selamat berjuang meraih rumah idaman!
Pertanyaan Umum yang Sering Muncul
Berapa lama proses pengajuan KPR biasanya?
Proses pengajuan KPR bervariasi, umumnya memakan waktu 1-3 bulan, tergantung pada kelengkapan dokumen dan kebijakan bank.
Apa yang terjadi jika pengajuan KPR saya ditolak?
Jika ditolak, bank biasanya akan memberitahukan alasannya. Anda bisa memperbaiki kekurangan dan mencoba mengajukan kembali ke bank lain atau memperbaiki profil kredit Anda.
Apakah saya bisa mengajukan KPR jika memiliki riwayat kredit buruk?
Kemungkinan besar akan sulit, namun beberapa bank mungkin memberikan keringanan jika Anda bisa menunjukkan perbaikan keuangan yang signifikan.
Bagaimana cara meningkatkan peluang pengajuan KPR saya diterima?
Siapkan dokumen lengkap, memiliki riwayat kredit baik, dan memiliki penghasilan yang stabil dan memadai.
Apakah ada batasan usia untuk mengajukan KPR?
Ya, biasanya ada batasan usia maksimal saat kredit lunas, misalnya usia 65 tahun. Namun, kebijakan ini berbeda-beda antar bank.