Persyaratan Pengajuan Rumah Subsidi di Indonesia

Persyaratan Pengajuan Rumah Subsidi di Indonesia: Mimpi memiliki rumah sendiri terasa lebih dekat dengan program rumah subsidi pemerintah. Namun, kesuksesan pengajuan bergantung pada pemahaman menyeluruh akan persyaratannya. Dari penghasilan hingga riwayat kepemilikan rumah, setiap detail penting untuk diperhatikan. Artikel ini akan memandu Anda melalui setiap langkah, memastikan Anda siap menghadapi proses pengajuan dengan percaya diri.

Program rumah subsidi dirancang untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah memiliki tempat tinggal yang layak. Namun, proses pengajuannya memerlukan kesiapan dokumen dan pemahaman yang matang terhadap berbagai persyaratan yang berlaku. Kegagalan memenuhi persyaratan dapat mengakibatkan penolakan pengajuan. Oleh karena itu, memahami persyaratan umum, persyaratan penghasilan, persyaratan kepemilikan rumah, prosedur pengajuan, dan persyaratan tambahan sangatlah krusial untuk keberhasilan program ini.

Persyaratan Umum Pengajuan Rumah Subsidi

Persyaratan pengajuan rumah subsidi

Memiliki rumah merupakan impian banyak orang Indonesia. Program rumah subsidi pemerintah hadir sebagai solusi untuk mewujudkan impian tersebut. Namun, sebelum Anda bisa menikmati rumah subsidi, pastikan Anda memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan. Kegagalan memenuhi persyaratan dapat berakibat pada penolakan pengajuan Anda. Artikel ini akan membahas secara detail persyaratan umum pengajuan rumah subsidi di Indonesia, sehingga Anda dapat mempersiapkan diri dengan matang.

Persyaratan Kepemilikan dan Pendapatan

Salah satu persyaratan utama adalah kepemilikan dan pendapatan calon penerima. Program rumah subsidi dirancang untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang belum memiliki rumah. Oleh karena itu, verifikasi pendapatan dan bukti kepemilikan rumah sangat penting.

  • Belum pernah memiliki rumah.
  • Memiliki penghasilan maksimal sesuai batas yang ditetapkan pemerintah (bervariasi antar daerah dan program). Biasanya, angka ini berkisar antara beberapa juta rupiah per bulan.
  • Memiliki Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku dan sesuai dengan alamat tempat tinggal.
  • Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari pemerintah setempat (tergantung kebijakan daerah).

Persyaratan Dokumen Pendukung

Selain persyaratan utama, Anda juga perlu melengkapi berbagai dokumen pendukung untuk memperkuat pengajuan Anda. Dokumen-dokumen ini berfungsi sebagai bukti validasi data yang Anda berikan.

  • Surat Pernyataan Belum Pernah Memiliki Rumah, yang ditandatangani di atas materai.
  • Fotocopy Buku Tabungan 3 bulan terakhir.
  • Surat Keterangan Kerja (SKK) atau Surat Keterangan Usaha (SKU), atau bukti pendapatan lainnya yang sah.
  • Slip Gaji (jika bekerja sebagai karyawan).
  • SPT Pajak Tahunan (jika memiliki).

Ringkasan Persyaratan Umum Rumah Subsidi

Tabel berikut merangkum persyaratan umum, jenis dokumen yang dibutuhkan, dan keterangan tambahan. Pastikan Anda memeriksa persyaratan spesifik dari program rumah subsidi yang Anda ajukan, karena dapat bervariasi antar bank dan pengembang.

Persyaratan Jenis Dokumen Keterangan
Belum pernah memiliki rumah Surat Pernyataan Ditandatangani di atas materai
Penghasilan maksimal Slip Gaji/SKK/SKU/SPT Sesuai batas yang ditentukan pemerintah
KTP dan KK Fotocopy KTP dan KK Alamat sesuai tempat tinggal
Bukti Kepemilikan Tanah (jika ada) Sertifikat Tanah/Surat Tanah Bergantung pada program dan kebijakan pengembang

Contoh Penolakan Pengajuan

Bayangkan Pak Budi mengajukan rumah subsidi. Ia memenuhi persyaratan penghasilan, namun lupa melampirkan Surat Pernyataan Belum Pernah Memiliki Rumah yang telah disahkan. Akibatnya, pengajuannya ditolak karena kekurangan dokumen penting tersebut. Contoh ini menunjukkan betapa pentingnya memperhatikan detail dalam melengkapi persyaratan.

Persyaratan Penghasilan Calon Pembeli Rumah Subsidi

Mendapatkan rumah subsidi merupakan impian banyak keluarga Indonesia. Namun, untuk bisa memiliki rumah subsidi, Anda perlu memenuhi persyaratan penghasilan yang telah ditetapkan pemerintah. Persyaratan ini bertujuan untuk memastikan program rumah subsidi tepat sasaran dan membantu mereka yang benar-benar membutuhkan. Berikut penjelasan detail mengenai persyaratan penghasilan calon pembeli rumah subsidi.

Mengajukan rumah subsidi? Pastikan Anda memahami persyaratannya, mulai dari batas penghasilan hingga dokumen yang dibutuhkan. Memahami ketentuan rumah subsidi 2022 sangat penting karena regulasi sering berubah. Dengan mempelajari ketentuan tersebut, Anda bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik dan meningkatkan peluang pengajuan rumah subsidi Anda diterima. Ketahui detail persyaratan pengajuan agar prosesnya lancar dan impian memiliki rumah subsidi terwujud.

Kriteria Penghasilan Maksimal untuk Rumah Subsidi

Batas maksimal penghasilan untuk mendapatkan rumah subsidi berbeda-beda di setiap daerah dan program. Hal ini dipengaruhi oleh harga rumah subsidi di wilayah tersebut dan kebijakan pemerintah setempat. Untuk mengetahui batas penghasilan maksimal di daerah Anda, sebaiknya Anda menghubungi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) setempat atau pengembang perumahan subsidi yang terpercaya. Sebagai gambaran umum, penghasilan maksimal calon pembeli rumah subsidi biasanya berkisar antara Rp 4 juta hingga Rp 7 juta per bulan. Namun, perlu diingat bahwa ini hanyalah gambaran umum, dan angka pastinya dapat bervariasi.

Memenuhi persyaratan pengajuan rumah subsidi memang krusial, terutama soal penghasilan dan aset. Namun, jika Anda ingin opsi pembiayaan yang lebih fleksibel, pertimbangkan kredit rumah dp murah angsuran ringan 2021 sebagai alternatif. Dengan skema kredit ini, Anda mungkin bisa memperluas pilihan rumah, meski tetap perlu memperhatikan persyaratan pengajuan rumah subsidi yang berlaku untuk mendapatkan subsidi pemerintah.

Ketahui seluk beluknya sebelum mengajukan, ya!

Perhitungan Penghasilan Gabungan Pasangan Suami Istri

Jika pengajuan rumah subsidi dilakukan oleh pasangan suami istri, penghasilan keduanya akan digabungkan untuk menentukan apakah memenuhi syarat atau tidak. Penghasilan gabungan ini dihitung dengan menjumlahkan penghasilan bersih (setelah dipotong pajak dan iuran lainnya) dari suami dan istri. Penting untuk melengkapi bukti penghasilan yang valid dan akurat, seperti slip gaji, surat keterangan penghasilan dari tempat kerja, atau bukti penghasilan lainnya yang diakui.

Contoh Perhitungan Penghasilan Gabungan, Persyaratan pengajuan rumah subsidi

Berikut contoh perhitungan penghasilan gabungan untuk calon pembeli rumah subsidi:

Skenario Penghasilan Suami Penghasilan Istri Penghasilan Gabungan Memenuhi Syarat (Asumsi Maksimal Rp 7 Juta)
Skenario 1 Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 Rp 6.000.000 Ya
Skenario 2 Rp 5.500.000 Rp 2.500.000 Rp 8.000.000 Tidak

Ilustrasi Penghitungan Penghasilan dengan Berbagai Skenario

Penghasilan dapat berasal dari berbagai sumber. Berikut beberapa skenario dan bagaimana cara menghitungnya:

  • Penghasilan Tetap: Penghasilan tetap seperti gaji bulanan dari pekerjaan tetap mudah dihitung dan dibuktikan dengan slip gaji.
  • Penghasilan Tidak Tetap: Penghasilan tidak tetap seperti bonus, komisi, atau penghasilan dari usaha sampingan perlu dihitung rata-rata per bulan dalam beberapa bulan terakhir. Dokumen pendukung seperti bukti transaksi atau laporan keuangan usaha dibutuhkan.
  • Penghasilan Tambahan: Penghasilan tambahan seperti uang sewa, dividen, atau penghasilan lainnya juga perlu disertakan dalam perhitungan penghasilan gabungan. Bukti pendukung yang valid diperlukan untuk memverifikasi penghasilan tersebut.

Dampak Perbedaan Penghasilan terhadap Peluang Mendapatkan Rumah Subsidi

Penghasilan merupakan faktor krusial dalam menentukan kelayakan mendapatkan rumah subsidi. Jika penghasilan gabungan melebihi batas maksimal yang ditetapkan, maka pengajuan akan ditolak. Sebaliknya, jika penghasilan memenuhi syarat, peluang untuk mendapatkan rumah subsidi akan meningkat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan penghasilan Anda dan pasangan (jika ada) sesuai dengan persyaratan yang berlaku di daerah Anda.

Persyaratan Kepemilikan Rumah Subsidi

Persyaratan pengajuan rumah subsidi

Mendapatkan rumah subsidi merupakan impian banyak keluarga di Indonesia. Namun, untuk meraih impian tersebut, calon penerima harus memenuhi sejumlah persyaratan, salah satunya adalah persyaratan kepemilikan rumah. Memahami persyaratan ini secara detail sangat penting agar proses pengajuan berjalan lancar dan tidak mengalami penolakan.

Memenuhi persyaratan pengajuan rumah subsidi memang krusial, mulai dari penghasilan hingga kepemilikan aset. Salah satu jalur pembiayaan yang bisa Anda pertimbangkan adalah KPR subsidi, dan untuk informasi lebih detail mengenai program ini, Anda bisa cek kpr subsidi BNI 2022. Memahami skema KPR tersebut akan membantu Anda mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan rumah subsidi, sehingga prosesnya lebih lancar dan cepat.

Setelah memahami skema pembiayaan, kembali fokus pada persyaratan utama pengajuan, seperti bukti penghasilan dan surat keterangan tidak memiliki rumah. Persiapan yang matang akan meningkatkan peluang Anda mendapatkan rumah subsidi.

Persyaratan Kepemilikan Rumah Sebelumnya

Salah satu hal krusial yang perlu diperhatikan adalah riwayat kepemilikan rumah sebelumnya. Program rumah subsidi dirancang untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah layak huni. Oleh karena itu, calon penerima tidak boleh pernah memiliki rumah subsidi sebelumnya.

Pemerintah menetapkan aturan yang ketat untuk memastikan keadilan distribusi rumah subsidi. Hal ini mencegah adanya penyalahgunaan program dan memastikan bantuan benar-benar tepat sasaran.

Konsekuensi Kepemilikan Rumah Subsidi Sebelumnya

Jika calon penerima terbukti pernah memiliki rumah subsidi sebelumnya, pengajuannya akan ditolak. Tidak hanya itu, calon penerima juga berpotensi dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sanksi ini bisa berupa denda, pencabutan hak untuk mengikuti program rumah subsidi di masa mendatang, atau bahkan proses hukum lebih lanjut.

Mengajukan rumah subsidi? Pastikan Anda memenuhi persyaratannya, termasuk memiliki penghasilan maksimal sesuai ketentuan pemerintah. Salah satu poin penting yang perlu diperhatikan adalah mengenai uang muka atau Down Payment (DP), di mana Anda bisa mengeksplorasi opsi pembiayaan seperti KPR BTN. Untuk informasi lebih detail tentang besaran DP dan skema pembiayaan lainnya, silahkan cek panduan lengkapnya di dp kpr btn.

Setelah memahami skema DP KPR BTN, Anda dapat mempersiapkan persyaratan pengajuan rumah subsidi lainnya dengan lebih matang dan terarah.

Status Kepemilikan Rumah yang Diperbolehkan dan Tidak Diperbolehkan

Untuk menghindari keraguan, berikut penjelasan status kepemilikan rumah yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam program rumah subsidi:

Diperbolehkan Tidak Diperbolehkan
Tidak pernah memiliki rumah sebelumnya Pernah memiliki rumah subsidi sebelumnya
Memiliki rumah non-subsidi yang sudah dijual atau ditinggali orang lain Memiliki rumah subsidi yang masih aktif atas namanya
Memiliki tanah namun belum membangun rumah Memiliki rumah layak huni yang sudah dihuni

Perbedaan Persyaratan untuk Keluarga yang Sudah dan Belum Berumah Tangga

Meskipun prinsip dasar persyaratan kepemilikan rumah sama, terdapat perbedaan kecil antara keluarga yang sudah berumah tangga dan yang belum. Keluarga yang sudah berumah tangga umumnya perlu menunjukkan bukti pernikahan yang sah. Sedangkan untuk yang belum berumah tangga, persyaratan ini tidak berlaku.

Namun, keduanya tetap harus memenuhi persyaratan utama, yaitu belum pernah memiliki rumah subsidi sebelumnya dan memenuhi kriteria penghasilan sesuai ketentuan program.

Ringkasan Persyaratan Kepemilikan Rumah Subsidi

Calon penerima rumah subsidi tidak boleh pernah memiliki rumah subsidi sebelumnya. Kepemilikan rumah non-subsidi yang sudah dijual atau ditinggali orang lain umumnya diperbolehkan. Status perkawinan berpengaruh pada jenis dokumen yang perlu disiapkan, namun prinsip utama tetap pada riwayat kepemilikan rumah subsidi. Pelanggaran terhadap persyaratan ini dapat mengakibatkan penolakan pengajuan dan sanksi lebih lanjut.

Prosedur Pengajuan Rumah Subsidi

Mendapatkan rumah subsidi merupakan impian banyak keluarga Indonesia. Proses pengajuannya, meskipun terkesan rumit, sebenarnya sistematis jika dipahami dengan benar. Keberhasilan pengajuan bergantung pada kelengkapan dokumen dan pemahaman alur prosedur. Artikel ini akan memandu Anda melalui setiap tahapan, mulai dari pendaftaran hingga akad kredit, dilengkapi dengan contoh prosedur yang benar dan salah serta alur diagramnya.

Persyaratan pengajuan rumah subsidi memang ketat, meliputi penghasilan maksimal dan aset tertentu. Namun, jika Anda melebihi batasan tersebut, pertimbangkan opsi lain seperti kredit rumah bekas yang mungkin lebih fleksibel. Meski demikian, mengetahui persyaratan pengajuan rumah subsidi tetap penting, karena bisa menjadi acuan dalam perencanaan keuangan Anda untuk membeli rumah, baik baru maupun bekas.

Tahapan Pengajuan Rumah Subsidi

Proses pengajuan rumah subsidi melibatkan beberapa tahapan penting yang harus dilalui secara berurutan. Ketepatan dan kelengkapan dokumen pada setiap tahapan akan menentukan kecepatan dan keberhasilan pengajuan Anda. Berikut uraian detailnya:

Tahapan Dokumen yang Dibutuhkan Estimasi Waktu Penyelesaian Catatan
Pendaftaran dan Verifikasi Data KTP, KK, Surat Nikah/Cerai, Slip Gaji/Surat Penghasilan, dan lain-lain (sesuai persyaratan Bank/Developer) 1-2 minggu Proses verifikasi data calon debitur dan kesesuaian dengan kriteria penerima subsidi.
Pengajuan Kredit ke Bank Formulir aplikasi kredit, dokumen pendukung verifikasi data (seperti di atas), dan lain-lain (sesuai persyaratan Bank) 2-4 minggu Bank akan melakukan analisa kelayakan kredit calon debitur.
Pencairan Dana dan Akad Kredit Surat persetujuan kredit dari Bank, bukti kepemilikan rumah (AJB/SHM), dan lain-lain (sesuai persyaratan Bank/Developer) 1-2 minggu Setelah dana cair, akad kredit dilakukan dan rumah secara resmi menjadi milik debitur.
Proses Pembangunan/Serah Terima Rumah (Bergantung pada developer, umumnya tidak ada dokumen khusus) Bervariasi tergantung developer Proses ini bergantung pada developer, pastikan untuk memantau perkembangan pembangunan.

Contoh Prosedur Pengajuan yang Benar dan Salah

Berikut ini contoh ilustrasi perbedaan prosedur pengajuan yang benar dan salah. Perbedaan utama terletak pada kelengkapan dan keakuratan dokumen yang diajukan, serta pemahaman alur proses.

Contoh Prosedur yang Benar: Calon debitur mempersiapkan semua dokumen yang dibutuhkan dengan teliti dan akurat, sesuai dengan checklist dari Bank dan developer. Mereka mengikuti setiap tahapan dengan disiplin dan responsif terhadap permintaan informasi tambahan dari pihak Bank atau developer. Komunikasi yang baik dan proaktif menjadi kunci keberhasilan.

Contoh Prosedur yang Salah: Calon debitur mengajukan permohonan dengan dokumen tidak lengkap atau tidak akurat. Mereka kurang responsif terhadap permintaan klarifikasi dari Bank, menyebabkan proses pengajuan terhambat bahkan ditolak. Kurangnya komunikasi dan pemahaman alur pengajuan juga menjadi faktor kegagalan.

Alur Diagram Pengajuan Rumah Subsidi

Proses pengajuan rumah subsidi dapat divisualisasikan melalui alur diagram sederhana berikut. Alur ini menggambarkan alur umum, dan detailnya mungkin berbeda sedikit tergantung pada Bank dan developer yang dipilih.

[Deskripsi Alur Diagram: Kotak 1: Pendaftaran; Panah ke Kotak 2: Verifikasi Data; Panah ke Kotak 3: Pengajuan Kredit; Panah ke Kotak 4: Analisa Kredit; Panah ke Kotak 5: Persetujuan Kredit; Panah ke Kotak 6: Pencairan Dana & Akad Kredit; Panah ke Kotak 7: Serah Terima Rumah]

Persyaratan Tambahan dan Ketentuan Lain: Persyaratan Pengajuan Rumah Subsidi

Persyaratan pengajuan rumah subsidi

Mendapatkan rumah subsidi bukan hanya sekadar memenuhi persyaratan utama. Ada lapisan tambahan yang perlu Anda pahami, yaitu persyaratan tambahan yang mungkin diterapkan oleh pengembang atau bank penyalur KPR subsidi. Kejelian dalam memahami hal ini akan memperlancar proses pengajuan dan mencegah kekecewaan di kemudian hari. Berikut beberapa poin penting yang perlu Anda perhatikan.

Persyaratan tambahan ini seringkali bersifat fleksibel dan bergantung pada kebijakan masing-masing pengembang atau bank. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu melakukan konfirmasi langsung kepada pihak terkait sebelum mengajukan permohonan.

Persyaratan Tambahan dari Pengembang

Pengembang perumahan subsidi seringkali memiliki persyaratan tambahan di luar persyaratan umum pemerintah. Persyaratan ini bisa bervariasi, tergantung proyek dan lokasi perumahan. Beberapa contoh persyaratan tambahan yang umum ditemukan meliputi lokasi rumah, jenis pekerjaan pemohon, dan status kepemilikan tanah sebelumnya.

  • Lokasi Rumah: Beberapa pengembang mungkin membatasi pilihan lokasi rumah berdasarkan penghasilan atau jenis pekerjaan pemohon. Misalnya, rumah di lokasi yang lebih strategis mungkin hanya diperuntukkan bagi pemohon dengan penghasilan tertentu.
  • Jenis Pekerjaan: Beberapa pengembang mungkin memprioritaskan pemohon dengan pekerjaan tetap atau di sektor tertentu. Hal ini bertujuan untuk memastikan kemampuan pemohon dalam membayar cicilan KPR.
  • Status Kepemilikan Tanah: Pengembang mungkin meminta bukti bahwa pemohon belum pernah memiliki rumah sebelumnya atau tidak memiliki aset properti lainnya. Ini untuk memastikan keadilan dalam pendistribusian rumah subsidi.

Persyaratan Tambahan dari Bank Penyalur KPR

Selain pengembang, bank penyalur KPR juga dapat menerapkan persyaratan tambahan. Persyaratan ini biasanya berkaitan dengan kemampuan finansial pemohon dan kelengkapan dokumen.

  • Skor Kredit: Bank akan mengevaluasi skor kredit pemohon untuk menilai kemampuannya dalam membayar cicilan KPR. Skor kredit yang rendah dapat menyebabkan pengajuan ditolak.
  • Dokumen Pendukung: Bank mungkin meminta dokumen pendukung tambahan di luar persyaratan umum, seperti bukti penghasilan tambahan atau surat keterangan dari tempat kerja.
  • Agunan Tambahan: Dalam beberapa kasus, bank mungkin meminta agunan tambahan sebagai jaminan pembayaran KPR, terutama jika penghasilan pemohon dianggap kurang mencukupi.

Pertanyaan Umum Mengenai Persyaratan Tambahan

Calon penerima rumah subsidi seringkali memiliki pertanyaan mengenai persyaratan tambahan. Memahami pertanyaan-pertanyaan ini dan jawabannya akan membantu mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Pertanyaan Jawaban
Apakah saya bisa memilih lokasi rumah secara bebas? Tergantung kebijakan pengembang. Beberapa pengembang memberikan pilihan terbatas, sementara yang lain memberikan lebih banyak fleksibilitas.
Apa yang terjadi jika skor kredit saya rendah? Pengajuan KPR Anda mungkin ditolak atau Anda mungkin diminta untuk memberikan agunan tambahan.
Dokumen apa saja yang perlu saya siapkan selain persyaratan umum? Ini bergantung pada kebijakan bank dan pengembang. Sebaiknya Anda mengkonfirmasi langsung kepada pihak terkait.

Peringatan Penting dalam Proses Pengajuan

Perhatikan baik-baik semua persyaratan, baik yang umum maupun tambahan. Jangan ragu untuk bertanya dan meminta klarifikasi kepada pihak pengembang atau bank penyalur KPR jika ada hal yang kurang jelas. Waspadai penipuan atau praktik-praktik yang tidak etis dalam proses pengajuan. Selalu pastikan Anda berurusan dengan pihak yang resmi dan terpercaya.

Memiliki rumah subsidi adalah impian banyak orang Indonesia. Dengan memahami dan memenuhi semua persyaratan yang telah diuraikan, peluang Anda untuk mendapatkan rumah subsidi akan meningkat secara signifikan. Persiapkan diri dengan baik, lengkapi dokumen yang dibutuhkan, dan ikuti prosedur pengajuan dengan teliti. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan pihak terkait jika Anda mengalami kendala atau memiliki pertanyaan. Semoga panduan ini membantu Anda mewujudkan impian memiliki rumah sendiri!

Tanya Jawab (Q&A)

Apa yang terjadi jika saya salah mengisi formulir pengajuan?

Pengajuan Anda mungkin ditolak atau membutuhkan waktu pemrosesan yang lebih lama. Periksa kembali semua informasi sebelum mengirimkan formulir.

Berapa lama proses pengajuan rumah subsidi berlangsung?

Lama proses bervariasi, tergantung pada kelengkapan dokumen dan antrean pengajuan. Biasanya membutuhkan beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Bisakah saya mengajukan rumah subsidi jika saya bekerja sebagai pekerja lepas (freelancer)?

Ya, tetapi Anda perlu menunjukkan bukti penghasilan secara konsisten selama periode tertentu, misalnya melalui bukti transaksi atau surat keterangan penghasilan dari klien.

Apa yang harus saya lakukan jika pengajuan saya ditolak?

Tanyakan alasan penolakan dan perbaiki kekurangan dokumen atau persyaratan yang diperlukan. Anda dapat mengajukan kembali setelah memenuhi semua persyaratan.

Apakah ada batasan usia untuk mengajukan rumah subsidi?

Tidak ada batasan usia yang spesifik, namun umumnya calon penerima harus mampu memenuhi kewajiban kredit.